Musik Gambus dan Persoalan Yang Dihadapi

Oleh : Dita Pahebong
Musik gambus adalah salah satu musik tradisi yang ada di sulawesi selatan. dengan kurangnya sumber informasi tertulis sehingga sejarah musik gambus menjadi kabur. meski demikian musik gambus masih diyakini sebagai musik tradisional sulawesi selatan. pasalnya, lirik-lirik yang menggunakan yaitu bahasa makassar bahkan permainan hampir menyerupai permainan kacaping (alat musik tradisi bugis makassar).
Jika melihat musik Gambus sebagai musik tradisi sulawesi selatan tentunya musik tersebut akan menarik untuk digelitik khusus pada persoalan-persoalan yang dihadapi serta hubungan musik dan masyarakatnya, karena musik merupakan aktifitas kelompok masyarakat. Arnold Hauser dalam bukunya “The Sociology of Art” menyatakan bahwa seni adalah produk masyarakat. hal ini kemudian dipertegas oleh Adolph S. Tomars dalam tulisannya yang berjudul “Class Systems and the Arts”  bahwa kehadiran sebuah bentuk seni ditentukan oleh hadirnya golongan masyarakat tertentu.

lanjut Arnold Hauser  mengatakan seni memiliki empat macam kategori yaitu seni untuk kalangan elite (The Art of Cultural Elite), kesenian rakyat (Folk Art), seni populer atau untuk golongan urban (Popular Art), dan seni yang dipertunjukkan melalui media massa (Mass Art). Musik Gambus tergolong sebagai kesenian rakyat atau Folk Art karena pertunjukan musik gambus hanya diminati oleh masyarakat menegah kebawa.

melihat perkembangan zaman yang begitu cepat sehingga muncul kemungkinan-kemungkinan budaya tradisi akan mengalami kemerosotan dan hilang termakan oleh globalisasi. salah satu budaya yang semakin hari semakin memprihatinkan adalah musik gambus, di mana musik tersebut sudah sangat jarang dijumpai dan berbeda dengan kesenian tradisional lainnya. melihat kondisi tersebut, Generasi muda tentunya mempunyai tugas besar untuk memberikan perhatian pada musik gambus sehingga musik tersebut tetap berkembang dan selalu menjaga identitasnya sebagai musik tradisional yang mempunyai fungsi positif bagi peradaban maupun berfungsi sebagai musik yang mengandung nilai-nilai sosial. seperti yang dikatakan oleh Made Bambang Oka Sudira bahwa Seni adalah cerminan masyarakat yang terdiri dari jiwa masyarakat, keinginan masyarakat, realitas masyarakat dan nilai masyarakat. Seni dalam lingkup masyarakat lebih menekankan fungsi, penuh simbol dan makna.


Musik Gambus dan Perkembangannya
kondisi musik gambus saat ini mengalami perkembangan yang cukup jauh diamana musik tersebut sudah tergolong mendapat pengaruh besar pada musik-musik populer salah satunya adalah dangdut. perngaruh yang dimaksudkan yaitu musik gambus telah banyak menggunakan lagu-lagu dangdut dan jarang lagi membawakan lagu-lagu asli dari gambus itu sendiri pada setiap pertunjukannya. selain itu, instrumen dalam musik gambus juga mengalami perubahan yakni dari rebana ke gendang dua (ketipung).
jika penulis merangkum dari beberapa pernyataan pelaku musik gambus, faktor utama yang mendorong perubahan pada musik gambus adalah selera masyarakat, kebanyakan pemain gambus menggunakan lagu-lagu dangdut karena mengikuti selera masyarakat. mayoritas pelaku musik gambus yang mempunyai pedapat yang sama mengatakan jika lagu-lagu gambus yang dibawakan kurang menghibur dan masih banyak lagu-lagu yang tidak dimengerti oleh masyarakat. berbeda dengan lagu-lagu dangdut yang merupakan musik yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat. upaya para pemain gambus dalam menggunakan lagu-lagu dangdut yaitu mengikuti selera pasar yakni lagu-lagu dangdut. hal ini dipertegas oleh Herbert Read dalam buku yang diterjemahkan oleh Soedarso yang berjudul Seni: Arti dan Problematikanya. yang mengatakan bahwa  seni merupakan usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. selain itu juga Edi Sedyawati dalam bukunya Keindonesiaan dalam Budaya, mengatakan manusia pun memiliki dorongan untuk bereksplorasi, mencari kemungkinan-kemungkinan lain dari pada yang sehari-hari yang sudah ada dihadapannya. hal demikian di atas yang memberikan gambaran kecil mengenai kemungkinan-kemunkinan terjadinya perubahan musik gambus.
Musik gambus juga salah satu kesenian yang berupaya mengikuti perkembangan zaman sehingga perubahan sangat memungkinkan terjadi. Alvin Boskoff mengatakan
ada dua teori perubahan yaitu teori perubahan eksternal dan internal. Teori eksternal memandang bahwa inti terjadinya perubahan budaya disebabkan oleh adanya kontak antar budaya yang berbeda, sedangkan perubahan internal disebabkan oleh adanya dorongan perubahan dari masyarakat itu sendiri.
pada peristiwa yang dimaksudkan dengan pengaruh eksternal pada musik gambus yaitu adanya kontak dengan budaya luar yakni musik dangdut.proses terjadinya kontak antar musik gambus dan musik dangdut dalam satu lingkaran musik hiburan, sehingga musik gambus mengalami perubahan dari segi lagu-lagu yang dibawakan yakni lagu-lagu dangdut. peristiwa demikan juga dipertegas oleh Shin Nakagawa yang mengatakan bahwa Perubahan musik itu bisa muncul dari dalam, akan tetapi perubahan lebih dinamis terjadi karena pertemuannya dengan kebudayaan musik lain. selain itu juga dipengaruhi oleh faktor internal atau dorongan dari masyarakat itu sendiri. masyarakat yang dimaksudkan yaitu pelaku musik gambus atau masyarakat apresiator musik gambus. masyarakat sebagai apresiator mayoritas mempunyai selera hiburan pada musik dangdut sehingga para pelaku musik gambus berupaya melakukan perubahan dan menjadikan musik gambus agar diminati masyarakat. menurut Toynbee pola dasar dalam terjadinya perubahan itu sebagai suatu pola interaksi yang disebut “Challenge and Respons” (tantangan dan tanggapan). Kebutuhan masyarakat terhadap musik gambus merupakan sebuah tantangan bagi para seniman gambus, dalam hal ini beragamnya selera musik dalam kehidupan di masyrakat. pelaku musik gambus menanggapi hal tersebut dengan adanya musik gambus yang menggunakan lagu-lagu dangdut sebagai jawaban atas tantangan yang timbul dalam masyarakat.

pengaruh musik dangdut juga bukan hanya pada lagu-lagu semata, melainkan bentuk instrument pun juga ikut terpengaruh. hal ini dapat dilihat pada gambus yang digunakan yang menyerupai bentuk gitar. bahkan ada pelaku musik gambus yang sengaja mendesain gambusnya yang menyerupai gitar puntung milik Rhoma Irama.
hal ini yang membawa pada pembacaan bahwa musik gambus mendapat pengaruh yang luar biasa pada musik-musik dangdut. sedangkan pada peristiwa di atas, mungkin saja menjadi solusi agar musik gambus dapat diterima di masyarakat atau mungkin merupakan kemerosotan dimana musik gambus ini akan hidup tanpa identitas pada bentuk musiknya sendiri.
persoalan kontinuitas kesenian musik gambus dapat menjadi sebuah refleksi bersama khusus pada pelaku pemerhati seni, sebagaimana musikgambus dapat tetap hadir, diminati, serta dikenal, oleh masyarakat.  Mengenai kontinuitas tersebut, perlu adanya upaya  serta konsep yang relevan dengan zaman yang beroriantasi pada  perkenalan, latihan, untuk pertahanan budaya baik itu di sekolah dan di luar (komunitas) untuk merangsang generasi penerus pada pelestarian budaya secara sadar dan terarah.

Komentar

Postingan Populer